Pasalnya, setelah dilaksanakan kompetisi putaran pertama pada Nopember 2012 lalu, sampai saat ini tidak ada kejelasan soal kelanjutannya. Padahal pada putaran pertama lalu, klub sudah menghabiskan banyak dana, dan waktu untuk persiapan.
Manajer tim Sungai Tutung, Deka, mengatakan, tidak adanya kejelasan kompetisi, menunjukkan pelaksanaannya baru setengah hati. Sehingga, manfaatnya dalam hal pembinaan jadi tidak maksimal.
"Kami minta kejelasan kepada panitia pelaksana kompetisi PSSI Kerinci, kapan putaran kedua dilaksanakan. Ini kan aneh, setelah ada putaran pertama masa tidak ada kelanjutannya," katanya, kepada Tribun Rabu (3/4).
Menurutnya, untuk mengikuti putaran pertama beberapa waktu lalu, tidak sedikit dana yang dikeluarkan pihak klub. Belum lagi persiapan yang dilakukan para pemain. "Jangan sampai agenda ini menjadi kegiatan yang tidak jelas," ujarnya.
Deka mengaku, Kerinci merupakan gudangnya pemain sepak bola, yang memiliki bakat-bakat alami. Hanya saja, potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal. "Harusnya PS Kerinci bisa berbicara lebih banyak di tingkat nasional," Deka menjelaskan.
Hal senada disampaikan manajer Yuda Putra, Afandi. Ia menyayangkan jika kompetisi ini sampai tidak ada kelanjutannya. Soalnya, dengan kompetisi ini, potensi-potensi pemain yang ada di Kerinci bisa terpantau.
Afandi menegaskan, ajang kompetisi bukan ajang coba-coba. Melainkan suatu pesta sepak bola terbesar di Pemkab Kerinci.
Untuk informasi, keinginan digelarnya lagi kompetisi sepak bola, sudah lama dikemukan tokoh-tokoh sepak bola. Mengingat kompetisi sudah lama terhenti sejak beberapa tahun lalu.
Berhentinya kompetisi, diduga menjadi satu penyebab turunnya prestasi PS Kerinci. Karena proses regenerasi pemain tidak berjalan maksimal, akibat sulitnya melakukan pemantauan pemain.
Posting Komentar