Pelaku Video Kerinci Diduga Pelajar


KABARKITO, KERINCI - Dalam dua pekan terakhir, beredar video yang mempertontonkan adegan porno, yang diduga pemerannya adalah kalangan remaja di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
Dalam dua video itu, pemerannya diduga masih berstatus sebagai pelajar di satu SMA dan MAN yang ada di Kabupaten Kerinci. Video yang memperlihatkan adegan tidak senonoh ini, beredar dengan cepat dari handphone yang satu dengan handphone lainnya.
Video yang diduga diperankan oleh pelajar SMA ini, berdurasi sekitar enam menit dua detik. Di dalamnya memperlihatkan adegan seorang remaja perempuan, tanpa dibalut sehelai benangpun, melakukan aktivitas seksual sendiri.

Sumber dari SMA tempat perempuan yang diduga menjadi pemeran video mengakui bahwa perempuan yang diduga menjadi pemeran video porno tersebut, bersekolah di sana.

Benar dia sekolah disini. Hanya saja, dia sudah keluar dari sekolah kami, dan pindah ke sekolah lain, saat mengetahui video itu beredar,” katanya, ketika dihubungi Tribun via telepon, Selasa (23/4) kemarin. Sumber berpesan agar identitas dirinya dan sekolahnya tidak dikorankan
Dia mengaku, pihak sekolah baru mengetahui beredarnya video tersebut dari para siswa, kemudian memanggil orangtua dan siswa yang bersangkutan. Orang tuanya kita panggil ke sekolah, dan akhirnya dia minta pindah,” katanya.
Sedangkan video lainnya yang berdurasi selama beberapa detik, memperlihatkan adegan suami istri yang dilakukan di semak-semak, namun akhirnya ketahuan oleh warga. Perbuatan ke dua remaja itu berhasil direkam, sehingga videonya beredar.
Kepala satu MAN di Kerinci yang diduga menjadi tempat siswi pemeran video tersebut bersekolah, ketika konfirmasi mengakui sudah mendapat informasi tersebut.
Kita belum bisa memastikan, apakah dalam video itu siswa kita atau tidak, karena gambarnya kabur,” jelasnya.
Meski demikian, siswi yang bersangkutan, untuk sementara diminta tidak masuk sekolah, sambil menunggu kepastian siapa yang ada di dalam video itu. Kalau memang benar itu siswa kita, pastinya akan kita keluarkan, apalagi dia baru sekolah di sini,” tegasnya.
Warga yang mendapat rekaman kedua video ini, membenarkan bahwa pemeran perempuan di video itu masih berstatus sebagai pelajar. Kabarnya, kedua pelaku sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah,” kata Aldi, seorang warga yang menyimpan rekaman video tersebut.
Dia mengaku, kedua video itu sudah beredar sejak beberapa bulan lalu, melalui handphone. Saya dapat dari teman, yang kebetulan menyimpan rekaman itu. Sudah banyak warga yang dapat,” katanya.
Untuk informasi, fenomena beredarnya video porno di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh, bukan hanya terjadi pada 2013 ini saja. Namun, pada tahun-tahun sebelumnya, video porno lainnya juga beredar.
Pada 2012 lalu, video yang berdurasi selama 1 menit 47 detik, juga beredar luas di Kerinci dan Sungaipenuh. Dalam video itu, kedua pelaku yang sama-sama masih berusia muda, terlihat sedang melakukan hubungan suami istri di dalam sebuah kamar.
Diduga, pelaku merekam sendiri aksi tersebut menggunakan handphone. Hanya saja, belum diketahui bagaimana video tersebut bisa beredar, dan siapa yang menyebarkannya.

Beberapa tahun sebelumnya, warga Kerinci juga dihebohkan dengan peredaran beberapa video porno. Adegan mesum dalam video tersebut, ada yang dilakukan di perkebunan teh Kayu Aro, Taman Bunga di Sungaipenuh, dan lokasi lainnya.

Bahkan, beberapa pelaku yang merekam dan menyebarkan video tersebut, ada yang sampai diseret ke pangadilan, dan mendapatkan vonis akibat perbuatan yang dilakukannya.
Perbanyak Pelajaran Moral
Dosen Universitas Jambi Profesor Dr Khairinal, sangat menyayangkan beredarnya video yang mempertontonkan adegan suami istri di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
”Ya, kita sangat sedih jika ini benar-benar terjadi,” ujarnya, dikonfirmasi Tribun di Masjid Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, seusai melakukan pengawasan Unjian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat di Kabupaten Kerinci, kemarin.
Putra kelahiran Kerinci ini mengatakan, setiap perkembangan pasti ada dampak negatif dan dampak positifnya, tergantung bagaimana masyarakat menanggapi dan memanfaatkan perkembangan tersebut.
”Teknologi informasi semakin canggih, seperti handphone kamera dan internet. Tidak tertutup kemungkinan ada yang lemah iman, sehingga dimanfaatkan untuk kegiatan yang negatif,” katanya.
Untuk menangkal dampak negatif tersebut lanjutnya, adalah dengan meningkatkan pelajaran moral, yang sejak beberapa tahun terakhir sudah tidak ada lagi diajarkan di sekolah-sekolah. ”Ini juga salah pendidikan. Harusnya perbanyak pendidikan moral,” pungkasnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama