Rp 4,2 Triliun Lenyap Gara-gara Trading Error, Knight Capital 'Sekarat'

Kabar Kito - Jakarta - Knight Capital Group Inc 'kena tamparan keras' kemarin setelah mengalami kerugian trading US$ 440 juta (Rp 4,2 triliun). Hal ini disebabkan oleh kesalahan teknis dalam software yang menghilangkan sebagian besar modalnya.

Akibatnya, Knight harus jungkir balik mencari pendanaan baru untuk bertahan hidup. Apalagi sahamnya sudah anjlok sebanyak 80% dalam dua hari.

Beberapa customer terbesar Knight seperti TD Ameritrade – broker ritel AS nomor 1 berdasarkan volume trading, raksasa pendanaan Vanguard dan Fidelity Investments berhenti menyalurkan pesanan melalui Knight.

Salah satu ketakutan terbesar adalah jika perusahaan ini akan kolaps, menyebabkan rekanan trading-nya ikut merugi besar.

“Mereka punya 48 jam untuk mendongkrak kepercayaan,” kata James Koutoulas, kepala grup advokasi untuk mantan customer broker gagal MF Global dan Peregrine Financial, dikutip dari Reuters (3/8/2012).

Knight mengatakan mereka sedang giat mencari alternatif strategis dan pembayaran, semakin meningkatkan kemungkinan perusahaan ini akan dijual atau menghadapi kebangkrutan karena kerugian yang menimbulkan kerusakan parah pada bisnisnya.

Sebagai salah satu market-maker terdepan di bursa saham AS, Knight merupakan salah satu perusahaan yang kritis terhadap trading teratur dan mulus. Market-makers mencocokkan pesanan dari pembeli dan penjual, sekaligus sering menyediakan likuiditas dengan terjun langsung ke pasar.

Masalah ini terjadi ketika software trading Knight mengirim trades palsu bertubi-tubi ke bursa selama 45 menit pada hari Rabu dan menyebabkan Knight merugi besar dalam beberapa saham yang dibelinya pada harga tinggi.

“Pasti ada suatu cara untuk melihat keadaan seluruh sistemnya. Tidak ada alasan bagi Knight sehingga mereka bisa gagal bertindak lebih cepat,” kata Roy Niederhoffer yang menggunakan Knight untuk R.G. Niederhoffer Capital Management-nya.

Menurut The Wall Street Journal, saat ini Knight sedang berdiskusi dengan Virtu Financial LLC – perusahaan trading yang dibekingi Silver Lake Partners mengenai kemungkinan kesepakatan. Berdasarkan laporan Fox Business Network, Knight juga sudah mendekati JPMorgan Chase & Co untuk pembiayaan.

Juru bicara JPMorgan menolak berkomentar. Juru bicara Knight dan Silver Lake juga menolak berkomentar.

Menurut sebuah sumber yang familiar dengan situasi ini, pada Kamis malam Knight berencana mendirikan ruang data untuk penawar potensial bisa menyisir buku keuangannya. Sumber itu juga menambahkan, beberapa firma ekuitas privat sedang mempertimbangkan apakah akan menengok Knight atau tidak, menerangkan situasi yang tidak pasti.

Sebuah laporan Bloomberg melaporkan bahwa Knight telah menyewa Sandler O'Neill dan Goldman Sachs untuk jadi penasehat langkah berikutnya. Perwakilan berwenang Goldman dan O'Neill menolak berkomentar. “Anda harus menemukan seseorang yang bersedia gerak cepat. Ini masalah kepercayaan,” kata sumber tersebut.

Kerugian trading US$ 440 juta yang dialami Knight telah menimbulkan perdebatan mengenai apakah teknologi telah meningkatkan resiko trading ke tingkat yang tidak dapat diterima. U.S. Securities and Exchange Commission kemarin mengatakan akan mempertimbangkan apakah ukuran baru diperlukan untuk mengamankan pasar.

“Kami terus melakukan tinjauan mendalam mengenai kejadian kemarin dan mendiskusikannya dengan regulator lain selain Knight Capital Group. Kami juga mempertimbangkan jika ada langkah tambahan yang diperlukan di luar ukuran pasca Flash Crash yang membatasi dampak trading kemarin,” kata juru bicara SEC, John Nester.

Advokat sistem trading yang bisa memompa ribuan saham di seluruh Wall Street dalam hitungan milidetik mengatakan bahwa kesalahan tidak terletak di sistem, namun karena lemahnya kontrol di firma-firma individual.

Knight menyalahkan kerusakan pada software baru tersebut hingga membanjiri New York Stock Exchange dengan pesanan yang keliru kemarin. Namun Knight tidak menyediakan penjelasan kenapa para trader tidak langsung mengintervensi untuk menghentikan error yang terang-terangan terjadi. Detik.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama