Dua Pejabat Pengadilan Negeri Adu Kepala

KABAR KITO, Bukan hanya preman yang bisa berkelahi Petinggi suatu lembaga pemerintahan juga bisa seperti Perselisihan antara petinggi Pengadilan Negeri (PN) Muara Tebo belum selesai. Bahkan antara Ketua PN Mangapul Manalu dan wakilnya Rimdan, sudah saling lapor di Polres Tebo.

Sabtu (9/2/2013), ada kejadian baru dalam kasus ini. Sekitar pukul 09.40, Rimdan bersama sopirnya Adel, mendatangi rumah dinas Mangapul, kilometer 04, Muara Tebo. Kedatangan Rimdan inilah yang membuka persoalan baru antara mereka berdua.

Dikonfirmasi di kediamannya, Sabtu sore, Mangapul mengatakan sebelumnya Rimdan mengirim pesan singkat (SMS). Rimdan mengatakan ia akan datang ke kediaman Mangapul dengan tujuan minta maaf.

SMS tersebut tidak hanya dikirim kepada Mangapul, tapi juga kepada istrinya, Sarmauli Ginting. Namun Mangapul mengatakan kalau memang mau minta maaf, Rimdan harus membawa pisau yang sebelumnya dipergunakan mengancamnya di kantor PN Muara Tebo.

“Minta maaf itu gampanglah, mudah itu. Tapi saya kan masih trauma karena diancam pakai pisau. Bawa pisaunya, untuk diserahkan ke polisi,” ujar Mangapul.

Menjelang pukul 10.00, Rimdan benar-benar datang ke kediaman Mangapul. Menurut Mangapul, Adel yang lebih dulu turun dari mobil. Hampir sekitar 10 menit Adel membunyikan bel di kediaman Mangapul tersebut.

Saat itu Mangapul tengah sendirian di rumah. Istrinya sedang menjemput anak anak bungsunya di sekolah. Karena sendirian di rumah pulalah, Mangapul awalnya tidak mau membuka pintu. Namun karena bel terus dibunyikan, akhirnya ia keluar juga.

“Saya telepon beberapa orang, paling tidak ada yang menyaksikan kalau terjadi sesuatu. Tapi tidak ada yang datang,” ujar pria yang sudah dalam persiapan pindah ke Riau ini.

Menurutnya, saat ia membuka pintu rumah, Rimdan juga sudah turun dari mobilnya. Mangapul meminta Rimdan menyerahkan pisau yang sebelumnya digunakan mengancam. Namun Rimdan bersikeras ia tidak mengancam menggunakan pisau.

Karena saling bertahan dengan argumennya, membuat situasi semakin panas. Apalagi keduanya berhadapan dalam jarak yang sangat dekat, sehingga membuat emosi mereka menjadi tidak terkendali.

“Kenapa kamu mengancam saya. Salah saya sama kamu apa? Saya juga bisa emosi. Adu keras kepala kita. Terus saya tanduk mukanya,” ujar Mangapul menirukan ucapan yang ia lontarkan ke Rimdan.

Mangapul mengakui, dalam jarak yang dekat ia kemudian mengadu kepadanya dengan kepala Rimdan. Namun menurutnya adu kepala itu sama sekali tidak keras. Bahkan ia mengaku tidak merasa sakit sama sekali.

Sumber:  tribunnews

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama